GURU DAN KEBODOHAN ANAK



GURU DAN KEBODOHAN ANAK


“Kebodohan tidak dapat menyelesaikan masalah”. Pernyataan tersebut  agaknya pas bila digunakan untuk mengevaluasi permasalahan pendidikan sekarang ini. Berbicara mengenai kebodohan, yang muncul dibenak kita adalah suatu hal yang tidak bisa dilakukan oleh anak. Kebodohan berakibat buruk terhadap masa depan anak. Hal tersebut harus segera ditangani dengan cepat dan cermat oleh para guru, namun kenyataannya banyak para guru yang kurang mampu dalam mengatasi kebodohan anak.
Sekarang ini, kebodohan anak disebabkan karena tidak adanya masalah pada anak, karena anak selalu diberikan fasilitas dan perlindungan terbaik oleh orang disekitarnya, sehingga anak cenderung memiliki budaya instan dalam hidupnya. Budaya instan ini berakibat pada kebodohan anak yang serius. Oleh karena itu, sudah sewajarnya ada pengupayaan ketat terhadap para guru dalam menghadapi hal ini. Beberapa upayanya adalah sebagai berikut:
1.    Inspirator
Guru seharusnya mampu membuka inspirasi pada anak didiknya untuk melangkah maju dengan menggerakkan segala potensi yang dimiliki demi meraih prestasi yang spektakuler, karena guru sudah pernah jatuh bangun untuk meraih prestasi dan kesuksesan yang luar biasa. Hal tersebut, secara otomatis mampu menginspirasi anak didiknya untuk meniru dan memberikan pemahaman bahwa semua memang membutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan pengabdian yang tulus.
2.    Motivator
Guru seharusnya mampu membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri anak didiknya. Salah satu upayanya adalah dengan menyediakan wahana aktualisasi diri sebanyak mungkin, misalnya; pentas seni, mengadakan lomba, latihan, diskusi, dan lain sebagainya.
3.    Evaluator
Guru seharusnya mampu mengevaluasi terhadap hal-hal yang telah diajarkan pada anak didiknya. Tujuannya adalah menilai kembali apakah hal-hal yang telah diajarkan bisa berjalan dengan baik atau sebaliknya, sehingga ada inovasi dan kreasi untuk hal-hal selanjutnya.
Ketiga upaya tersebut menjadi fokus utama dalam menghadapi masalah kebodohan pada anak. Anak bukanlah orang tua, ia memiliki batasan dan dunianya sendiri, untuk itu guru diharapkan mampu membaca fenomena yang terjadi pada anak secara dinamis.

Akhmad Basar

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »