OBYEK EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING



OBYEK EVALUASI PROGRAM
BIMBINGAN KONSELING

I.                   PENDAHULUAN
Bimbingan konseling merupakan salah satu profesi yang harus ada, karena bimbingan konseling ini mempunyai tujuan yang sangat bagus, diantaranya yaitu: menjadikan kepribadian yang efektif, dapat merubah prilaku individu ke arah yang lebih baik, menjadikan pribadi yang sehat dan memiliki mental positif, dan menjadikan pribadi yang dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah-masalah.[1] Atau dapat kita katakanan, tujuan dari bimbingan konseling adalah upaya membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.[2]
Melihat tujuan di atas sehingga program bimbingan konseling merupakan suatu hal yang sangat penting, karena setiap program bimbingan dan konseling yang sudah terjadi pada akhir-akhir ini terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, misalnya seorang konselor melanggar kode etik, atau yang pelanggaran-pelanggaran yang lainnya. Untuk itu diperlukan sebuah evaluasi program bimbingan konseling yang bertujuan untuk memperbaiki kedepannya agar menjadikan program bimbingan dan konseling ini menjadi lebih baik dan programnya bisa mencapai ke tujuan yang semestinya.[3]
Kemudian pada makalah kali ini yang menjadi pokok bahasan yaitu obyek kajian evaluasi dalam program bimbingan dan konseling, jika dipahami yang menjadi kajian dalam evaluasi ini ada dua program bidang ilmu yaitu program bimbingan dan program konseling, sehingga kami akan merumuskan pembahasan tersebut.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian obyek evaluasi program BK?
B.     Apa saja yang termasuk dalam obyek evaluasi program BK?

III.             PEMBAHASAN
a.      Pengertian obyek evaluasi program BK
Kata “obyek” merupakan kajian, ataupun sasaran, sedangkan “Program” dalam kamus ilmiah popular memiliki arti ketentuan dari sebuah rencana, acara ataupun rancangan.[4]
Program bimbingan konseling adalah sebuah rancangan yang bertujuan untuk  merealisasikan terciptanya layanan bimbingan dan konseling.
Program layanan bimbingan konseling dapat dikatakan berjalan dengan baik dan efektif, bilamana tugas-tugas dari seorang konselor yang telah direncanakan itu berjalan dengan lancar dan baik serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Seorang konselor dalam menetapkan sebuah rencana itu harus melalui penganalisaan yang cermat dan berdasarkan atas berbagai faktor dengan tujuan supaya segalanya dapat dipertanggungjawabkan.[5]
Kemudian untuk dapat kita mengetahui apakah tugas-tugasnya telah dilaksanakan, bagaimana tugas-tugas tersebut dilaksanakan, sampai sejauh mana pelaksanaannya, apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan, untuk itu perlulah adanya sebuah pengendalian, penilaian ataupun evaluasi dengan tujuan bahwa dengan evaluasi pimpinan dapat mengambil tindakan-tindakan pecegahan terhadap terjadinya penyimpangan, dapat menghentikan kekeliruan dan penyimpangan yang sedang berlangsung, dapat mengadakan usaha-uasha peningkatan dan penyempurnaan, dan juga sebagai alat pengaman dan pendinamis proses.[6]
Melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang sistematis untuk mengetahui sampai sejauh mana kualitas program kemudian membuat sebuah keputusan untuk penyempurnaan program.
Jadi dapat dipahami bahwa obyek evaluasi program bimbingan dan konseling adalah sebuah proses penilaian yang mengkaji tentang program bimbingan dan konseling.

b.       Obyek evaluasi program BK
1.         Program bimbingan
Program bimbingan yang ada di sekolah memiliki berbagai program, baik itu program kegiatan layanan maupun satuan pendukung, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah program serta mengembangkan hubungan antar siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam bimbingan kelompok.[7]
Model bimbingan yang berkembang saat ini adalah bimbingan perkembangan. Visi bimbingan perkembangan yang bersifat edukatif, pengembangan, dan outreach. Edukatif layanan bimbingan perkembangan ditekankan pada pencegahan. Pengembangan titik sentral sasaran bimbingan perkembangan adalah perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian individu dengan strategi yang dapat memberikan kemudahan perkembangan melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Outreach target populasi layanan bimbingan perkembangan tidak terbatas pada individu yang bermasalah, tetapi semua individu berkenaan dengan semua aspek kepribadiannya dalam semua konteks kehidupan (masalah, target intervensi, setting, metode, dan lama waktu layanan), teknik bimbingan yang digunakan meliputi teknik-teknik pembelajaran, pertukaran informasi, dan koseling.[8]
Bimbingan perkembangan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya, lingkungan dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat, dan lingkungan kerja yang akan dimasukinya kelak. Atau dengan kata lain agar menjadikan individu yang produktif, individu yang dapat menikmati kesejahteraan hidupnya dan agar individu dapat mencapai tugas-tugasnya secara optimal.[9]
2.         Program konseling
Konseling merupakan program yang berusaha merespon secara aktif berbagai permasalahan yang ada di sekolah. Gysbers dan Henderson menjelaskan bahwa program yang responsif merujuk pada kegiatan yang secara aktif merespons berbagai permasalahan yang muncul dalam sekolah. Tujuannya adalah untuk bekerja dengan siswa yang sedang memiliki permasalahan yang dapat mengganggu kesehatan pribadi-sosialnya, akademiknya, serta kariernya dan perkembangan pendidikanya.[10]
Tujuan dari konseling pada umumnya khususnya di sekolah yaitu sebagai berikut:[11]
Ø Mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan.
Ø Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif.
Ø Penyelesaian masalah.
Ø Mencapai keefektifan pribadi.
Ø Mendorong individu agar lebih mampu/ mantap dalam mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.
Langkah pelaksanaan konseling secara umum, yaitu:[12]
ü  Pendahulaun
·         Mengenakan Rapport supaya klien merasa nyaman
·         Melengakpi data yang bertujuan merumuskan masalah
·         Mengumpulkan data yang bertujuan mencari solusi
ü  Bagian inti
·         Mencari alteratif pemecahan
·         Memilih alternatif pemecahan
·         Merencanakan pemecahan
·         Melaksanakan pemecahan
ü  Penutup
·         Menyimpulkan
·         Membuat perjanjian berikutnya

IV.             KESIMPULAN
Obyek evaluasi program bimbingan dan konseling adalah sebuah proses penilaian yang mengkaji tentang program bimbingan dan konseling. Program bimbingan yang ada di sekolah memiliki berbagai program, baik itu program kegiatan layanan maupun satuan pendukung, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi berkenaan dengan orientasi siswa baru, pindah program serta mengembangkan hubungan antar siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam bimbingan kelompok. Model bimbingan yang berkembang saat ini adalah bimbingan perkembangan. Visi bimbingan perkembangan yang bersifat edukatif, pengembangan, dan outreach.
Konseling merupakan program yang berusaha merespon secara aktif berbagai permasalahan yang ada di sekolah, tujuan dari konseling pada umumnya khususnya di sekolah yaitu sebagai berikut: Mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan, memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif, penyelesaian masalah, mencapai keefektifan pribadi, mendorong individu agar lebih mampu/ mantap dalam mengambil keputusan yang penting bagi dirinya.
Langkah pelaksanaan konseling secara umum, yaitu: Pendahulaun, bagian inti, dan penutup.


[1] Andi Mappiare AT., Pengantar Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1992), hlm. 46-50
[2] Http://Akhmad Sudrajat.Wordpress.Com 01 - 04 - 09
[4] Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer Edisi Lengkap, (Surabaya: GITAMEDIA PRESS, 2006), hlm. 388
[5] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 36.
[6] Drs. A. Rosyad Shaleh, Management Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 147-148
[7] Aip Badrujaman, M.Pd., Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbungan Konseling, (Jakarta: PT Indeks, 2011), hlm. 29-30
[8] Dr. Achmad Juntika Nurikhsan, M.Pd., Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan,  (Bandung: PTREfika Aditama, 2006), hlm. 5-6
[9] Ibid., hlm. 7-8
[10] Aip Badrujaman, M.Pd., Op.cit.,hlm. 35
[11] Kathryn Geldard dan David Geldard, Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain dengan Teknik Konseling, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 9
[12] Aip Badrujaman, M.Pd., Op.cit.,hlm. 37

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »