psikologi pendidikan.



FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BELAJAR

I.                   PENDAHULUAN
Manusia tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Pertumbuhan manusiaberwal dari benih yang kemudian berkembang menjadi janin di dalam rahim. Setelah itu, lahirlah bayi yang kemudian tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Perkembangan dan pertumbuhan seorang anak dipenaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bersal ketika sebelum lahir dan ketika sesudah ia lahir.
Tidak bisa disangkal bahwa dalam belajar seseorang juga dipengaruhi oleh banyak factor. Sehingga bagi pelajar sendiri adalah penting untuk mengetahui factor – factor yang dimaksud. Hal ini menjadi lebih penting lagi tidak hanya bagi pelajar tetapi juga bagi calon- calon pendidik, pembimbing dan pengajar didalam mengatur dan mengendaikan factor – factor yang memengaruhi belajar sedemikian hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Saja Faktor Internal Belajar?
B.     Apa Saja Faktor Eksternal Belajar?
C.     Seperti Apa Faktor Pendekatan Belajar itu?

III.             PEMBAHASAN
A.  Faktor Internal Balajar
Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor ini meliputi faktor Fisiologis dan Psikologis.
1.      Faktor Fisiologis
Menurut H.M. A rifin, fisik seseorang dipengaruhi dari pembawaa gen seseorang itu sendiri atau sel-sel benih yang mengandung pembawaan (hereditas),[1] sebagaimna skema berikut:




       Sperma                                                              Ovum
23 pasang kromosom, 22 pasang berisi X kromosom, satu pasang berisi sebuah X dan sebua Y kromosom.
23 pasang kromosom masing-masing pasang berisi X dan X kromosom.
 
                                                                                

 



                             Ovum yang telah dibuahi
Zygote                                                                      zygote
Berisi 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom.
Sel inti berisi 23 pasang  kromosom, 22 pasang kromosom X. Sepasang yang berisi X dan Y kromosom.
Sel inti beisi 23 pasang kromosom, masing-masing berisi X dan X kromosom
Berisi 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom.
 









     Laki-laki                                                   Perempuan

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terha­dap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain adalah: 1) menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar; 2) rajin berolahraga agar tubuh selalu bugat dan sehat; 3) istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehat­an fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.[2]
2.      Faktor Psikologis
Sebenarnya cukup banyak factor yang termasuk aspek psikologis yang dapat memengaruhi kuantitas  dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara factor-faktor yang termasuk aspek psikologi yang dianggap esensial adalah: (1) tingkat kecerdasan (2) sikap siswa. (3) bakat siswa, (4) minat siswa, (5) motifasi siswa, (Syah, 1996: 133). Relevan dengan Syah (1996), Slameto (1991: 59-62) menyatakan bahwa factor psikologi yang memengaruhi belajar adalah: (1) intelegensi, (2) perhatian (3) minat (4) bakat, (5) motivasi, (6) kematangan dan (7) kesiapan.
a.       Intelegensi
Intelejensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis, yaitu: 1). Kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif. 2). Mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif. 3). Mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. Intelegensi juga merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang cepat.
Intelegensi berpengruh yang sangat besar terhadap kemajuan dan hasil belajar. Dalam situasi yang sama siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berharil dari siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.  Meskipun demikian, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajar. Halini disebabkan karena belajar merupakan suatu proses yang komplek dengan factor yang memengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah satu dari factor lain. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang nomal, dapat berhasil dengan baik dalam belajar, apabila bersangkutan belajar secara baik. Dan sebaliknya.[3] 
b.      Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendo­rong siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motiva­si intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena memba­ca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergan­tung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain adalah:
1. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas.
2.  Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju
3. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misal­kan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya
4. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengeta­huan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.[4]
c.       Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus – menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat sangat berpengaruh dalam belajar. Karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan – segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajarn itu. Bahan pelajaran yang diminati siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal – hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal – hal yang berhubungan dengan cita – cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.[5]
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi penga­ruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.[6]
d.      Sikap
keinginan akan pengetahuan, keinginan akan prestasi dan peningkatan diri dan dan keterlibatan ego atau aku (minat) dalam suatu jenis subjeck – matter tertentu. Factor- factor umum ini memengaruhi kondisi – kondisi belajar yang relevan seperti kesiapan, penuh perhatian, tingkat usaha, ketekunan dan konsentrasi.[7]
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memeng­aruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha membe­rikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajar­an yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.[8]
e.       Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih,[9] Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil. Dan bakat juga berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar main piano, apabila ia mempunyai bakat music, akan lebih mudah dan cepat padai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.[10]

B.    Faktor Eksternal Belajar
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1.                   Lingkungan social
a.       Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi lingkungan masya­rakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengang­guran dan anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memer­lukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
b.      Lingkungan sosial keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.[11]

c.       Lingkungan sosial sekolah,
Seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimili­ki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakat­nya.
2.                   Lingkungan nonsosial
a.       Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupa­kan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b.      Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapang­an olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembang­an siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus mengua­sai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.[12]


C.   Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belaj dapat difahami keefektifan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tetantu.
Disaming faktor-faktor intrnal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah di uraikan diatas, faktor pendekatan juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendektan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluag untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daipada siswa yang menggunakan pendekatan surface atau reproductive.[13]
Untuk memperjelas uraia faktor-faktor yang memengaruhi belajar,  disajikan sebuah tabel sebaai berikut:
TABEL
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar
Ragam Faktor dan Elemennya
Internal Siswa
Eksternal Siswa
Pendekatan Beljar Siswa
1.      Aspek fisiologis:
-          Tonus jsmani
-          Mata, telinga
2.      Aspek psikologis:
-          Intelegensi
-          Sikap
-          Minat
-          Bakat
-          Motivasi
1.      lingkungan sosial
-          keluarga
-          guru
-          masyarakat
-          teman
2.      lingkungan nonsosial
-          rumah
-          sekolah
-          peralatan
-          alam

1.      pendekatan tinggi
-          speculative
-          achieving
2.      pendekan sedang
-          analitical
-          deep
3.      pendekatan rendah
-          reproductive
-          surface


IV.      KESIMPULAN
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Antara lain faktor fisiologis dan psikologis. Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain adalah: a) menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar; b) rajin berolahraga agar tubuh selalu bugat dan sehat; c) istirahat yang cukup.
Kemudian fatr psikologis, faktor ini meliputi inteelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi. Faktor eksternal meliputi: lingkungan sosial, ligungan nonsosial ( rumah, gedung, sekolah dan sebagainya).
Faktor pendekatan belajar sangat memengaruhi belajar siwa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa, maka semakin baik hasilnya. Pendekatan belajar dapat dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu: pendkatan inggi, pendekatan sedang dan pendekatan rendah.

V.         PENUTUP
Demikian makalah yang dapat saya tulis, saya menyadari bahwa dalam sistematika penulisan maupun isinya bayak kesalahan maupun kekurangan, oleh karena itu saya mohon maaf yang sebesar – besarnya. Besar harapan semoga makalah ini memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Muhammad dan Muhammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,  Jakarta: PT  Bumi Aksara, Cet Ke 5, 2009.
Baharuddin, H., Psikologi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Rahman, Abror Abd, Pesikologi Pendidikan Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1993.
Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor Yang Memengaruhinya,  Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya Offset, 2010.
Tohirin Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008.
Wahyuni, Esa Nur dan Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.


[1] Drs. H. Baharuddin, M.Pdi, Psikologi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 66
[2] Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 19-20
[3] Tohirin Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), hlm. 128-129
[4] ///H:/Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran Ning Littl Syafitri.html
[5] Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor Yang Memengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 57
[6] Op Cit, ///H:/Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran
[7] Abror Abd Rahman, Pesikologi Pendidikan (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1993), hlm 73
[8]Op Cit, ///H:/Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran
8 Op Cit, slameto. Hlm 57

[10] Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 56
[11] Op Cit, Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, hlm 26
[12] Op Cit, Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, hlm 27
[13] Muhibbin syah, psikologi pendidikan, (bandung: remaja rosda karya offset, 2010), hlm. 136

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »